Putri Kemarau (Teks teater atau drama)
By
Iqbal Nugraha
—
Sunday, October 9, 2016
—
Add Comment
PUTRI KEMARAU
Narator :
Dahulu di Sumatera Selatan, ada seorang putri raja bernama Putri
Jelitani. Namun, ia akrab dipanggil Putri Kemarau karena
dilahirkan pada musim kemarau. Ia merupakan putri sematawayang sang Raja.
Ibunda sang putri baru saja wafat. Sebagai putri tunggal,
ia sangat disayangi oleh ayahnya. Negeri yang dipimpin ayahnya makmur dan tentram. Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang.
ia sangat disayangi oleh ayahnya. Negeri yang dipimpin ayahnya makmur dan tentram. Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang.
Rakyat
1 :
“Apakah kau melihat keadaan kerajaan beberapa bulan terakhir ini?”
Rakyat
2 :
“Ya, negeri kita saat ini sangat menyedihkan. Banyak rakyat yang mengeluh
karena kekurangan air.”
Rakyat
1 : “Apa
sebaiknya kita menghadap raja saja untuk menangani hal ini?”
Rakyat
2 :
“Baiklah, ayo kita menghadap raja!”
( Di perjalanan, mereka
bertemu rakyat lainnya)
Rakyat
3 :
“Hei, kalian mau ke mana?”
Rakyat
1 :
“Kami mau menghadap raja.”
Rakyat
3 : “Ada
masalah apa?”
Rakyat
2 :
“Kami ingin meminta raja untuk menindaklanjuti kekeringan ini. Apa kau mau
ikut?”
Rakyat
3 : “Ya,
sawahku sudah sangat kering akibat kemarau berkepanjangan ini.”
( Mereka berjalan menuju
kerajaan )
Pengawal :
( Membawa rakyat menemui raja )
Raja :
“Wahai rakyatku, apa yang membawamu kemari?”
Rakyat
1 :
“Baginda, maafkan kedatangan kami yang tiba-tiba. Maksud kedatangan kami ke
sini ingin meminta baginda untuk menindaklanjuti permasalahan yang ada di
negeri kita tercinta ini.”
Raja :
“Ya, saya telah memikirkan hal tersebut. Siang ini para peramal akan berkumpul
di kerajaan ini untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini.”
Rakyat
2 :
“Baiklah, kami akan menunggu kabar baik dari raja.” ( Berjalan keluar dari
singgasana )
( Para peramal datang ke
kerajaan )
Peramal
1 : “Ada apakah Baginda mengundang kami
kemari?”
Raja : “Saya mengundang kalian ke sini untuk menyelesaikan
kekeringan yang terjadi di negeri ini
.”
Peramal
2 : “Maaf Baginda, saya
tidak bisa menemukan solusi dari masalah ini.”
Peramal 1 :
“Begitu juga dengan kami.”
Raja :
“Lantas siapa yang dapat menyelesaikan permasalahan di negeri ini
(
Menghentakkan tongkat ke lantai ). Kasihan semua rakyatku menderita akibat
kemarau ini.”
Peramal
2 : “Maafkan kami Baginda,
kami telah berusaha semaksimal mungkin.”
Raja :
“Baiklah, kalian boleh kembali ke rumah kalian.”
Peramal
1 : “Baiklah, kami undur
diri.”
( Peramal pergi dari kerajaan )
( Raja dan pengawal berkumpul di ruang pertemuan )
Raja :
“Bagaimana ini, tidak ada yang bisa mengatasi masalah ini! Aku merasa sangat
bersalah kepada rakyatku.”
Pengawal :
“Mohon maaf Baginda, namun saya mendengar kabar bahwa ada seorang peramal yang
sangat sakti. Ia tinggal di sebuah desa yang sangat terpencil dan jauh dari
kerajaan ini.”
Raja :
“Benarkah? Cepat siapkan kereta! Aku akan berangkat ke desa itu.”
Pengawal :
“Siap Baginda!” ( Pergi dari hadapan raja )
( Raja bersiap-siap untuk pergi menemui peramal tersebut )
( Seluruh keluarga kerajaan berkumpul )
Raja :
“Anakku, ayah akan pergi untuk menemui peramal di desa terpencil. Untuk
sementara, ayah percayakan kerajaan ini padamu.”
Putri :
“Baiklah, ayah. Kau bisa mempercayakan kerajaan ini padaku.”
Raja :
( Pergi meninggalkan kerajaan )
( Raja sampai ke kediaman peramal dan mengetuk pintu )
Peramal :
( Membuka pintu ) “Suatu kehormatan Baginda jauh-jauh datang ke rumah saya.
Silahkan masuk ke rumah saya yang sederhana ini.”
( Raja pun masuk ke dalam rumah )
Peramal :
“Apa yang membuat Baginda datang kemari?”
Raja :
“Wahai peramal, negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan cara untuk
mengatasinya.”
Peramal :
( Meramal ) “Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan negeri
baginda akan muncul melalui mimpi putri baginda.”
Raja :
“Baiklah. Hal ini akan kutanyakan kepada putriku. Terimakasih, wahai peramal.”
Peramal :
“Baiklah, Baginda.”
( Raja meninggalkan kediaman peramal )
( Raja sampai di kerajaan dan menemui putrinya )
Raja :
“Putriku, ayah telah bertemu dengan peramal tersebut. Katanya, petunjuk
mengenai jalan keluar dari kesulitan ini akan datang melalui mimpimu. Apakah
dirimu sudah bermimpi tentang hal itu?”
Putri :
“Belum, ayah. Tapi, alangkah baiknya jika kita menyerahkan masalah kekeringan
ini kepada Tuhan.”
Raja :
“Benar juga apa yang kau katakan, putriku. Perkataanmu itu membuat ayah sadar.
Maafkan ayah, putriku.”
( Putri Kemarau sedang tidur )
Ibu (back sound) :
“Wahai putriku, kesulitan yang dialami negeri ini akan berakhir jika ada
seorang gadis yang mau berkorban dengan menceburkan diri ke laut.”
( Putri Kemarau terbangun dari tidurnya )
( Raja masuk ke dalam kamar Putri Kemarau )
Raja :
( Menenangkan Putri Kemarau ) “Ada apa putriku?”
Putri :
“Ayah, aku sudah mendapatkan mimpi yang ayah katakan. Aku bertemu ibu. Ibu
bilang kesulitan negeri kita ini akan berakhir bila ada seorang gadis yang mau
berkorban dengan menceburkan dirinya ke laut.’’
Raja :
’’Jika begitu, mari kita beritahu rakyat tentang hal ini, putri. Ayah akan
mengadakan sayembara untuk mencari orang yang bersedia mengorbankan dirinya
untuk kerajaan ini’’ (Mereka berjalan keluar)
( Keesokan harinya )
Raja :
“Siapakah dari kalian yang mau mengajukan dirinya untuk menjalankan amanah
ini?” (berbicara pada rakyat)
( Suasana hening )
Putri :
“Maaf bila saya lancang, tetapi saya rela mengorbankan jiwa saya dengan ikhlas
demi kemakmuran rakyat di negeri ini.” (sambil bangkit berdiri)
Raja :
“Jangan putriku! Engkaulah satu-satunya yang aku miliki. Engkau yang akan
meneruskan tahta kerajaan ini.” ( Terkejut )
Putri :
“Lebih baik saya saja yang menjadi korban daripada seluruh rakyat. Barangkali
ini sudah menjadi takdir saya.”
Raja :
“Baiklah putri. Nanti malam kita akan pergi ke tepi laut.” (sedih)
( Pada malam hari di tepi jurang )
Raja :
“Putriku, apakah kau yakin akan melakukan semua ini?”
Putri :
“Saya sangat yakin ayah. Ikhlaskan kepergianku, maafkan semua kesalahanku.” (
Mulai berjalan ke tepi tebing )
( Putri terjun ke laut )
Raja :
“Baiklah rakyatku, mari kita kembali ke rumah kita masing-masing.” (Sedih)
( Rakyat meninggalkan istana )
( Raja tidur dalam kamarnya )
Suara gaib : “Segeralah
kembali ke tebing di dekat laut dan temuilah putrimu di sana.”
( Raja terbangun dan menemui rakyatnya )
Raja :
“Rakyatku, mari kita kembali ketebing. Ada suara yang mengatakan aku harus
kembali kesana untuk menemui putriku.” (berbicara pada rakyat)
( Raja menuju ke tebing dan melihat putrinya )
Raja :
“Terimakasih Tuhan, Engkau telah menyelamatkan putriku.” (bersyukur kepada
Tuhan)
Raja :
“Itu putriku. Pengawal bawa putriku kemari.” ( Memerintah pengawal )
Narator :
Raja pun memerintahkan pengawal untuk menjemput
putrinya dan membawanya ke istana. Beberapa tahun kemudian, raja menyerahkan
kekuasaan pada putrinya. Sejak itu, Putri Kemarau menjadi ratu di negeri
tersebut. Ia memerintah dengan arif dan bijaksana sehingga rakyatnya hidup
makmur dan tentram.
0 Response to "Putri Kemarau (Teks teater atau drama)"