Profil Panitia Sembilan
By
Iqbal Nugraha
—
Sunday, September 17, 2017
—
Add Comment
Nama Lengkap : Soekarno
Alias
: Bung Karno | Pak Karno
Agama : Islam
Tempat Lahir : Surabaya, Jawa Timur
Tanggal Lahir : Kamis, 6 Juni 1901
Zodiac : Gemini
Warga Negara : Indonesia
Ir.
Soekarno adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada periode
1945-1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa Indonesia
dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator
Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal
17 Agustus 1945. Ia menerbitkan Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang
kontroversial itu, yang konon, antara lain isinya adalah menugaskan Letnan
Jenderal Soeharto untuk mengamankan dan menjaga kewibawaannya. Tetapi
Supersemar tersebut disalahgunakan oleh Letnan Jenderal Soeharto untuk
merongrong kewibawaannya dengan jalan menuduhnya ikut mendalangi Gerakan 30
September. Tuduhan itu menyebabkan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara
yang anggotanya telah diganti dengan orang yang pro Soeharto, mengalihkan
kepresidenan kepada Soeharto.
Latar
belakang dan pendidikan Soekarno dilahirkan dengan nama Kusno Sosrodihardjo.
Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, seorang guru di Surabaya, Jawa.
Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai berasal dari Buleleng, Bali . Ketika kecil
Soekarno tinggal bersama kakeknya di Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14
tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak
Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.)
di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak
bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin
Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java
(Pemuda Jawa). Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge
School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung,
Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang
saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.
II.
Profil Biodata Biografi
Nama Lengkap : Mohammad Hatta
Alias : Bung Hatta
Agama :
Islam
Tempat Lahir :
Bukittinggi, Sumatera Barat
Tanggal Lahir :
Selasa, 12 Agustus 1902
Zodiac :
Leo
Hobby :
Membaca | Menulis
Warga Negara : Indonesia
D.r.
H. Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Pria yang akrab disapa
dengan sebutan Bung Hatta ini merupakan pejuang kemerdekaan RI yang kerap
disandingkan dengan Soekarno. Tak hanya sebagai pejuang kemerdekaan, Bung Hatta
juga dikenal sebagai seorang organisatoris, aktivis partai politik, negarawan,
proklamator, pelopor koperasi, dan seorang wakil presiden pertama di
Indonesia.Kiprahnya di bidang politik dimulai saat ia terpilih menjadi
bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada tahun 1916. Pengetahuan
politiknya berkembang dengan cepat saat Hatta sering menghadiri berbagai
ceramah dan pertemuan-pertemuan politik. Secara berkelanjutan, Hatta
melanjutkan kiprahnya terjun di dunia politik.
Pada
awal Agustus 1945, nama Anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan berganti nama menjadi Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
dengan Soekarno sebagai Ketua dan Hatta sebagai Wakil Ketua. Pada tanggal
17 Agustus 1945 di jalan Pagesangan Timur 56 tepatnya pukul 10.00 kemerdekaan
Indonesia diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Keesokan harinya, pada tanggal 18 Agustus 1945 Soekarno diangkat sebagai
Presiden Republik Indonesia dan Hatta sebagai Wakil Presiden.
Pada
tanggal 14 Maret 1980 Hatta wafat di RSUD dr. Cipto Mangunkusumo. Karena
perjuangannya bagi Republik Indonesia sangat besar, Hatta mendapatkan anugerah
tanda kehormatan tertinggi "Bintang Republik Indonesia Kelas I" yang
diberikan oleh Presiden Soeharto.
PENDIDIKAN
• Nederland Handelshogeschool, Rotterdam,
Belanda (1932)
• Sekolah Tinggi Dagang Prins Hendrik School,
Batavia (1921)
• Meer Uirgebreid Lagere School (MULO), Padang
(1919)
• Europeesche Lagere School (ELS), Padang, 1916
• Sekolah Dasar Melayu Fort de kock, Minangkabau
(1913-1916)
III. Profil biografi Mr. Achmad Subarjo
Nama Lengkap : Achmad Subardjo
Alias :
Achmad Soebardjo | Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo
Agama :
Islam
Tempat Lahir : Karawang, Jawa Barat, Indonesia
Tanggal Lahir : Senin, 23 Maret 1896
Zodiac :
Aries
Warga Negara : Indonesia
Raden
Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah Menteri Luar Negeri Pertama Indonesia,
ia mempunyai gelar Meester in de Rechten yang diperoleh dari menempuh
pendidikannya di Universitas Leiden, Belanda setelah sebelumnya menempuh
pendidikan di Hogere Burger School, Jakarta (saat ini setara dengan Sekolah
Menengah Atas). Lahir di Karawang, Jawa Barat pada 23 Maret 1896.
Nama
Achmad Soebardjo adalah nama pemberian ibunya setalah sebelumnya ia mempunyai
nama Teuku Muhammad Yusuf, pemberian dari ayahnya yang masih mempunyai
keturunan bangsawan Aceh dari Pidie, nama belakang Djojoadisoerjo ia tambahkan
sendiri saat dewasa.
Bersama
Mohammad Hatta, ia menjadi perwakilan Indonesia untuk menghadiri persidangan
antar bangsa "Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan Penjajah"
yang pertama di Brussels dan kemudian di Jerman. Sekembalinya di Indonesia,
Achmad Soebardjo yang pernah aktif dalam organisasi Jong Java melanjutkan
perjuangannya dengan menjadi anggota organisasi Badan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).
Di
kediaman Laksamana Muda Maeda, ia juga ikut serta dalam menyusun naskah
proklamasi bersama Soekarno dan Muhammad Hatta yang kemudian naskah tersebut
diketik oleh Sayuti Melik. Pada tanggal 18 Agustus 1945 ia dilantik sebagai
Menteri Luar Negeri, itu menjadikannya Menteri Luar Negeri pertama di Republik
Indonesia. Ia juga menjadi Duta Besar di Switzerland antara tahun 1957 - 1961.
Dalam
usia 82 tahun, di Rumah Sakit Pertamina, Kebayoran Baru, ia mengembuskan napas
terakhir dikarenakan flu yang menimbulkan komplikasi. Yang kemudian dimakamkan
di Cipayung, Bogor. Pada tahun 2009 pemerintah mengangkatnya sebagai Pahlawan
Nasional.
IV. Profil biografi Moh Yamin
Nama Lengkap
: Mohammad Yamin
Alias
: M. Yamin | Muhammad Yamin
Agama
: Islam
Tempat Lahir : Sawahlunto, Sumatera Barat
Tanggal Lahir
: Senin, 24 Agustus 1903
Zodiac :
Virgo
Warga Negara
: Indonesia
Muhammad
Yamin lahir pada tanggal 24 Agustus 1903 di Sawahlunto, Sumatera Barat. Yamin
merupakan pahlawan nasional, budayawan, dan aktivis hukum terkenal di
Indonesia. M. Yamin memiliki pendidikan
yang lengkap. Pendidikannya dimulai ketika ia bersekolah di Hollands
Indlandsche School (HIS). Ia juga mendapat pendidikan di sekolah guru. M. Yamin
juga mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertanian Bogor, Sekolah Dokter
Hewan Bogor, AMS, hingga sekolah kehakiman (Reeht Hogeschool) Jakarta.
Karir M. Yamin dalam dunia politik
dimulai ketika ia diangkat sebagai ketua Jong Sumatera Bond pada tahun 1926
sampai 1928. Setelah itu pada tahun 1931, ia bergabung ke Partai Indonesia.
Tetapi partai tersebut dibubarkan. Karir politiknya berlanjut ketika M. Yamin
mendirikan partai Gerakan Rakyat Indonesia bersama Adam Malik, Wilipo, dan Amir
Syarifudin.
M.
Yamin juga merupakan anggota BPUPKI dan anggota panitia Sembilan di mana
akhirnya berhasil merumuskan Piagam Jakarta. Piagam Jakarta ini merupakan cikal
bakal dan merupakan dasar dari terbentuknya UUD 1945 dan Pancasila. Tercatat M.
yamin juga pernah diangkat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP).
Setelah
Indonesia merdeka, Yamin banyak duduk di jabatan-jabatan penting negara, di
antaranya adalah menjadi anggota DPR sejak tahun 1950, Menteri Kehakiman
(1951-1952), Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953–1955),
Menteri Urusan Sosial dan Budaya (1959-1960), Ketua Dewan Perancang Nasional
(1962), dan Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961–1962).
M.
Yamin meninggal pada tanggal 17 Oktober 1962. Ia wafat di Jakarta dan
dimakamkan di desa Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat. Ia meninggal
ketika ia menjabat sebagai Menteri Penerangan. M. Yamin dianugerahi gelar
pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No.
088/TK/1973.
V.
Profil Biografi K H Wahid Hasyim
Abdul
Wahid Hasyim lahir di Jombang pada tahun 1914. Ia dibesarkan dalam lingkungan
keagamaan, khususnya dari ayahnya KH Hasyim Asy’ari, yang memiliki pondok
Tebuireng. Lewat pesantren itu, Wahid Hasyim belajar pengetahuan agama.
Untuk mendapatkan pengetahuan agama lebih
banyak, Wahid juga belajar di pesantren-pesantren lain. Sesudah menuntut ilmu
di berbagai pesantren. Wahid Hasyim selain mempelajari agama juga rajin
membaca dan mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan lain dengan terlebih dulu
mempelajari membaca dan menulis huruf latin. Dalam perjalanan panjang menuju
Indonesia sebagai negara yang berdaulat, Wahid Hasyim ikut terlibat dalam
sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Satu isu yang paling kontroversial dan menjadi perdebatan yang tak kunjung usai
adalah negara dan agama.Saat itu, dalam sidang BPUPKI, terjadi polarisasi
pendapat secara tajam. Para tokoh Islam pada umumnya menginginkan negara Islam.
Sementara kaum nasionalis menghendaki agar agama dipisah dari urusan
negara.yang dibentuk untuk mencari jalan keluar terbaik bagi masa depan bangsa.
Saat itu memang BPUPKI, badan bentukan Jepang ini bertugas mempersiapkan bentuk
dan dasar negara.
Sub Komite BPUPKI akhirnya berhasil merumuskan
dasar negara Hasil kesepakatan yang dikenal dengan nama Piagam Jakarta itu
lantas dicantumkan dalam preambul UUD 1945 yang disarikan pada tanggal 22 Juni
1945. Salah satu sila di dalam Pancasila hasil rumusan Wahid Hasyim dkk antara
lain tercantum kata-kata “…kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluknya.”.
Dalam penggalan sejarah berikutnya Wahid Hasyim
menjadi Menteri Agama dalam tiga periode pemerintahan: Kabinet RIS (Desember
1949 – Desember 1950), Kabinet Mohammad Natsir (September 1950 – April 1951)
dan Kabinet Sukiman (April 1951 – April 1952). Di zaman Wahid Hasyim,
Departemen Agama memiliki visi dan misi yang jelas.
Di Wahid Hasyim wafat pada tanggal 19 April
1959.
VI.
Profil Biografi Kahar Muzakir
Nama Lengkap :
Kahar Muzakir
Agama :
Islam
Tempat Lahir :
Pangaturan, Muba
Tanggal Lahir :
Selasa, 10 Desember 1946
Zodiac :
Sagittarius
Warga Negara : Indonesia
Kahar
Muzakir seorang sarjana muda pendidikan teknik mesin IKIP Yogyakarta yang
kemudian dilanjutkan dengan mengambil adalah sarjana pendidikan teknik mesin
IKIP Yogjakarta pada tahun 1970.
Karir Politik dimulai ketika dia bergabung HMI
Cabang Yogyakarta (1967 - 1974) , kemudian dia bergabung di DPD AMPI Sumsel
(1984-1989), beliau juga mantan wakil Ketua DPD Partai Golkar Sumsel.
Kemudian dia terpilih menjadi anggota DPRD komisi X wilayah Sumatera selatan II
yang menangani masalah Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Kesenian,
Kebudayaan.
Pada saat pemilihan Komposisi Dan Personalia
Dewan Nasional Soksi Masa Bhakti 2010 – 2015, Muzakir terpilih sebagai Ketua
Bidang Organisasi dan Keanggotaan.
Pendidikan
• SD Muhammadiyah 1 Palembang (1958)
• Sekolah Teknik Negeri Palembang (1962)
• STM Bhineka Karya Surakarta (1965)
• SMA Islam Yogyakarta (1967)
• Sarjana Muda Pend. Teknik Mesin IKIP
Yogyakarta (1970)
• Sarjana Pendidikan Teknik Mesin IKIP
Yogyakarta (1974)
VII.
Profil Biografi Abikoesno Tjokrosoeyoso
Nama
: Abikoeno Tjokrosoeyoso
Agama :
Islam
Tempat Lahir :
Tidal dicantumkan
Tanggal Lahir
: 1897
Warga Negara : Indonesia
Abikoesno Tjokrosoejoso (1897-1968) adalah mantan Menteri Perhubungan dan
Menteri Pekerjaan Umum Kabinet Presidensial. Ia merupakan tokoh Partai Syarikat
Islam Indonesia (PSII) dan merupakan salah seorang penandatangan Piagam Jakarta
(1945).
Jabatan Dalam Kabinet
1. Menteri Pekerjaan Umum dalam kabinet
Presidensial masa kerja 19 Agustus 1945 - 14 November 1945
2. Menteri Perhubungan dalam kabinet Presidensial
masa kerja 19 Agustus 1945 - 14 November 1945
Menteri Perhubungan dalam kabinet Ali
Sastromijojo I masa kerja 30 Juli 1953 - 29 September 1953
VIII.
Profil bipografi Agus Salim
Nama Lengkap : Agus Salim
Agama
: Islam
Tempat Lahir
: Sumatera Barat
Tanggal Lahir
: Rabu, 8 Oktober 1884
Hobby
: Menulis
Warga Negara
: Indonesia
Ayah
: Soetan Muhammad Salim
Ibu
: Siti Zainab
Agus Salim adalah pejuang kemerdekaan Indonesia
yang terkenal dalam sebuah organisasi bernama Sarekat Islam. Laki-laki yang
lahir pada hari kedelapan bulan Oktober tahun 1884 ini juga pernah menempuh
pendidikan di sekolah khusus anak-anak Eropa di Europeesche Lagere School (ELS)
yang kemudian berlanjut di Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Beliau juga
berperan sebagai salah satu anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD
1945. Karena kepiawaian beliau dalam hubungan internasional, beliau dipercaya
sebagai menteri muda luar negeri kabinet Sjahrir II dan III, serta menjabat
sebagai menteri luar negeri pada kabinet Amir Sjarifuddin dan Hatta.
Pada tahun 1952, Haji Agus Salim menjabat
sebagai Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Hal tersebut menjadi penutup karirnya di
dunia kancah politik. Beliau beralih menghabiskan masa tuanya sebagai penulis
buku. Buku yang telah terbit dari tangannya berjudul "Bagaimana Takdir,
Tawakal dan Tauchid Harus Dipahamkan". Buku tersebut kemudian diperbaiki
menjadi "Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal".
Namun sayang, karir beliau harus terhenti pada
tanggal 4 November 1954. Beliau meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.
Jasad beliau dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Segala perjuangan yang
dilakukan beliau baik di dunia politik maupun media masa telah mengharumkan
nama bangsa Indonesia.
Pendidikan
• Europeesche Lagere School (ELS)
• Hoogere Burgerschool (HBS)
IX. Profil Biografi Mr. A A Maramis
Mr. Alexander Andries Maramis lahir di
Manado, Sulawesi Utara, Hindia Belanda 20 Juni tahun 1897 – meninggal di
Indonesia tahun 1977; usia 80 tahun) adalah pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia
pernah jadi anggota KNIP, anggota BPUPKI dan Menteri Keuangan pertama Republik
Indonesiadan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pada
tahun 1945. Adik kandung Maria Walanda Maramis ini menyelesaikan pendidikannya
dalam bidang hukum pada tahun 1924 di Belanda. Ia mempunyai istri bernama
Elizabeth Maramis Velthoed yang merupakan seorang wanita asal Belanda
Pada waktu Agresi Militer Belanda II, AA Maramis
berada di New Delhi, India dan ditugasi untuk memimpin Pemerintah RI dalam
pengasingan. Ia kemudian menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Darurat
dimasa PDRI yang diketuai oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Semasa remaja ia bersekolah di ELS (Europeesche
Lagere School, SD berbahasa Belanda), pada tahun 1911. Pada tahun 1918, ia
melanjutkan sekolah ke HBS dan kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Leiden,
Belanda, lulus dengan gelar "Meester in de Rechten" (Mr.) pada tahun
1924.
Di awal jabatan politiknya, Mr. A.A. Maramis
menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
tahun 1945, bersama rekan seperjuangan lainnya antara lain Ir. Soekarno dan Mr.
Ahmad Subardjo.
Mr. A.A. Maramis adalah salah satu orang yang
merumuskan dan menandatangani Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Dia
mengusulkan perubahan butir pertama Pancasila kepada Drs. Mohammad Hatta
setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjodan Ki
Bagus Hadikusumo. A.A. Maramis juga adalah salah satu orang yang menandatangani
Piagam tersebut bersama dengan Ir. Soekarno,Mohammad Hatta, Abikoesno
Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim,
dan Muhammad Yamin.
Mr. Alexander Andries Maramis (lahir di Manado,
Sulawesi Utara, Hindia Belanda 20 Juni tahun 1897 – meninggal di Indonesia
tahun 1977; usia 80 tahun) adalah pejuang kemerdekaan Indonesia. Dia pernah
jadi anggota KNIP, anggota BPUPKI dan Menteri Keuangan pertama Republik
Indonesiadan merupakan orang yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pada
tahun 1945. Adik kandung Maria Walanda Maramis ini menyelesaikan pendidikannya
dalam bidang hukum pada tahun 1924 di Belanda. Ia mempunyai istri bernama
Elizabeth Maramis Velthoed yang merupakan seorang wanita asal
Belanda.
Pada waktu Agresi Militer Belanda II, AA Maramis
berada di New Delhi, India dan ditugasi untuk memimpin
Pemerintah RI dalam
pengasingan. Ia kemudian menjadi Menteri Luar Negeri dalam Kabinet Darurat
dimasa PDRI yang diketuai oleh Sjafruddin Prawiranegara.
Pendidikan
Semasa remaja ia bersekolah di ELS (Europeesche
Lagere School, SD berbahasa Belanda), pada tahun 1911. Pada tahun 1918, ia
melanjutkan sekolah ke HBS dan kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Leiden,
Belanda, lulus dengan gelar "Meester in de Rechten" (Mr.) pada tahun
1924.
Riwayat jabatan
Di awal jabatan politiknya, Mr. A.A. Maramis
menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
tahun 1945, bersama rekan seperjuangan lainnya antara lain Ir. Soekarno dan Mr.
Ahmad Subardjo.
Mr. A.A. Maramis adalah salah satu orang yang
merumuskan dan menandatangani Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945. Dia
mengusulkan perubahan butir pertama Pancasila kepada Drs. Mohammad Hatta
setelah berkonsultasi dengan Teuku Muhammad Hassan, Kasman Singodimedjodan Ki
Bagus Hadikusumo. A.A. Maramis juga adalah salah satu orang yang menandatangani
Piagam tersebut bersama dengan Ir. Soekarno,Mohammad Hatta, Abikoesno
Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakir, H.A. Salim, Achmad Subardjo, Wahid Hasjim,
dan Muhammad Yamin.
Pada saat Belanda melancarkan Agresi Militer
Belanda II, Mr. A.A. Maramis ditunjuk menjadi Menteri Luar Negeri Pemerintah
Darurat RI (PDRI) yang berkedudukan di New Delhi, India. Semasa hidupnya Beliau
pernah juga menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Filipina, Jerman Barat dan Uni
Sovyet.
Pada tahun 1974 Bersama Dr. Mohammad Hatta, Mr.
Sunario Sastrowardoyo, Mr. Achmad Soebardjo dan Mr. A.G. Pringgodigdo, Mr. AA
Maramis termasuk dalam "Panitia Lima" yang ditugaskan Pemerintah
untuk mendokumentasikan perumusan Pancasila.
Mr. A.A. Maramis menerima Bintang Mahaputera dan
Bintang Gerilya dari pemerintah Republik Indonesia.
Wafat. Mr. A.A. Maramis meninggal dunia pada 31 Juli
1977, Jenazahnya disemayamkan di Ruang Pancasila Departemen Luar Negeri dan
dilanjutkan dengan upacara militer untuk dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta
0 Response to "Profil Panitia Sembilan"